Tesibu hamil untuk mengetahui risiko terjangkit virus hepatitis juga perlu diketahui. Tes ini bisa dilakukan dengan melakukan beberapa tes seperti GbsAg (untuk mendeteksi virus hepatitis B), tes Anti HBs (untuk mendeteksi antibodi pada hepatitis), dan Anti HCV (untuk mendeteksi virus hepatitis C). Serologi
D Melakukan Pemeriksaan Penunjang Lab rutin (untuk semua ibu hamil) pada kunjungan pertama : 1. Kadar hemoglobin 2. Golongan darah ABO, rhesus 3. Tes HIV : ditawarkan pada ibu hamil di daerah epidemi meluas dan terkonsentrasi 4. Rapid test atau apusan darah tebal dan tipis untuk malaria : untuk daerah endemik
Pemeriksaantekanan darah ini wajib dilakukan oleh ibu hamil trimester 1. Sebab ibu hamil sangat rentan terserang penyakit hipertensi. Normalnya tekanan darah sistolik/diastolik pada ibu hamil berkisar 90/60 mmHg - 120/80 mmHg. Kenaikan tekanan darah selama kehamilan yang terlalu tinggi atau rendah bisa menganggu kesehatan janin.
Kemudianintensitas pemeriksaan akan berubah menjadi seminggu sekali ketika usia kehamilan Mama menginjak usia 36 minggu. Pada fase ini, kemungkinan Mama akan menjalani beberapa tes untuk mengetahui perkembangan serta kondisi janin di dalam perut. Pemeriksaan apa saja ya yang akan dijalani di trimester akhir ini? Editors' Picks
PentingnyaPemeriksaan Kehamilan Tiap Semester Pemeriksaan Kehamilan Trimester Pertama Pemeriksaan Kehamilan Trimester Kedua Pemeriksaan Kehamilan Trimester Ketiga Produk Rekomendasi MamyPoko Pants Standar L 30 - SO Rp 49.500 Lactogrow 3 Vanila 1Kg Rp 123.000 Minyak Telon Bebe Roosie + Lavender & Olive Oil 6 4 % Rp162.900 Rp 155.900
enpf4. Halodoc, Jakarta – Gawat janin alias fetal distress merupakan jenis gangguan yang bisa menyerang pada masa kehamilan. Kondisi ini terjadi karena janin yang berada di dalam kandungan kekurangan asupan oksigen. Kekurangan oksigen pada janin juga bisa terjadi pada saat proses persalinan. Ibu hamil bisa mengenali kondisi ini melalui gerakan janin yang dirasa berkurang. Selain dengan mengamati pergerakan janin, kondisi ini juga bisa dideteksi melalui beberapa pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan detak jantung janin, USG hingga pemeriksaan air ketuban. Untuk mendeteksi kemungkinan kondisi ini, dilakukan pemeriksaan detak jantung janin untuk mengetahui apakah jantung berdetak lebih cepat atau lambat. Selanjutnya, pemeriksaan untuk mendeteksi gawat janin akan dibahas dalam artikel ini! Baca juga Ibu, Ketahui 4 Gejala Gawat Janin yang Harus DitanganiTanda dan Cara Mendeteksi Gawat JaninGawat janin adalah kondisi yang tidak boleh disepelekan sama sekali. Kondisi yang disebabkan oleh kurangnya pasokan oksigen ke janin ini bisa berbahaya. Untuk memastikan kondisi ini, ibu hamil disarankan untuk menjalani berbagai jenis pemeriksaan penunjang, di antaranya Kehamilan USG kehamilan sebenarnya adalah jenis pemeriksaan yang disarankan untuk rutin dilakukan selama hamil. Pemeriksaan ini nyatanya bisa membantu melihat pertumbuhan janin serta mendeteksi kemungkinan terjadinya kelainan. DopplerMendeteksi kemungkinan gawat janin juga bisa dilakukan dengan pemeriksaan USG Doppler. Jenis USG ini bisa membantu mengetahui ada atau tidak gangguan di aliran darah dan jantung janin. CTG dilakukan untuk melihat detak jantung janin secara berkelanjutan. Pemeriksaan ini juga bisa memantau detak jantung janin terhadap pergerakan janin dan kontraksi rahim. Baca juga Perlunya Belajar Melatih Napas sebelum Air Ketuban Pemeriksaan air ketuban juga bisa dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya gangguan. Tes ini dilakukan untuk mengetahui volume air ketuban dan melihat kemungkinan ditemukan mekonium atau tinja janin pada air pHGawat janin yang terjadi karena kekurangan asupan oksigen bisa menyebabkan pH darah janin menjadi lebih asam. Maka dari itu, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan penunjang berupa pengambilan sampel darah bayi untuk memeriksa pH. Pemeriksaan penunjang tersebut disarankan untuk dilakukan jika ibu merasa mengalami tanda atau gejala gawat janin. Biasanya, gejala kondisi ini bisa diketahui melalui beberapa perubahan yang dialami sebelum atau saat proses persalinan. Gawat janin bisa dikenali dengan mengamati beberapa gejala, seperti gerakan janin yang berkurang secara hamil sebaiknya tidak mengabaikan hal ini. Sebenarnya, pergerakan janin memang dapat berkurang menjelang persalinan. Hal itu disebabkan ruang gerak di dalam rahim berkurang. Namun, normalnya pergerakan janin tetap dapat terasa dan memiliki pola yang sama. Nah, jika ibu merasa pergerakan janin berkurang secara drastis, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter kandungan. Baca juga Waspadai Anemia pada JaninJika ragu, ibu bisa coba membicarakan perubahan yang terjadi selama masa kehamilan pada dokter di aplikasi Halodoc. Dokter bisa dengan mudah dihubungi melalui Video/Voice Call dan Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips menjaga kehamilan dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play untuk teman semasa hamil. Selain perubahan gerakan janin, gawat janin juga bisa ditandai dengan ukuran kandungan yang terlalu kecil dari usia kehamilan. Untuk mengetahui ukuran kandungan sesuai atau tidak, ibu bisa melakukan pengukuran tinggi puncak rahim alias tinggi fundus uteri. Pengukuran dimulai dari tulang kemaluan ke atas. Jika ukuran kandungan dirasa terlalu kecil untuk usia kehamilan, hal tersebut bisa jadi merupakan tanda gawat Pregnancy Association. Diakses pada 2020. Fetal Centre UK. Diakses pada 2020. My Baby is Small for Dates. Is Something Wrong?MedicineNet. Diakses pada 2020. Medical Definition of Fetal Diakses pada 2020. Fetal Distress.
Seberapa penting pemeriksaan ibu hamil? Baik pemeriksaan darah, USG atau pemeriksaan cek kehamilan yang dilakukan setiap bulan? Semua calon ibu, tentu menginginkan hal yang sama saat dirinya dinyatakan positif hamil. Berharap kondisi janin sehat, bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya, tidak memiliki kelainan, dan tentunya ingin segera mendekapnya. Keinginan ini tentu saja bisa diwujudkan apabila Bunda memerhatikan kesehatan secara menyeluruh. Dimulai saat sedang program hamil, di mana setidaknya tiga bulan sebelum hamil, tubuh Bunda perlu disiapkan’ dengan baik. Pasalnya, tubuh Anda, khususnya rahim menjadi rumah’ pertama si kecil sebelum ia dilahirkan. Memastikan kondisi tubuh dengan sehat, nyatanya juga menjadi salah satu cara untuk memastikan pertumbuhan si kecil menjadi lebih maksimal dan mencegah terjadinya beragam risiko. Dalam hal ini, dr. Putri Deva Karimah, Sp. OG, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dari Rumah Sakit Pondok juga mengingatkan pentingnya ibu hamil melakukan pemeriksaan, termasuk pemeriksaan darah. Artikel terkait 10 Fakta Kehamilan yang Tak Dikatakan Dokter Kandungan Anda “Pemeriksaan kesehatan, seperti pemeriksaan darah pada ibu hamil sangatlah penting dan wajib untuk dilakukan, terutama pada awal kehamilan. Fungsinya tentu saja untuk mengetahui dan mengontrol kondisi ibu dan janin hingga persalinan tiba,” tuturnya. Ia melanjutkan, pemeriksaan ibu hamil di dalamnya pemeriksaan tes darah, bertujuan untuk mengetahui kondisi ibu secara umum dan menyeluruh. “Dari sini, tanda-tanda kekurangan gizi pada ibu hamil, potensi penyakit, atau infeksi dapat dideteksi dan dikenali sejak dini, sehingga pencegahan dan penanganan kondisi yang dapat membahayakan ibu selama kehamilan hingga proses persalinan serta komplikasi yang dapat berefek pada janin dapat segera diantisipasi.” tegasnya kepada theAsianparent Indonesia. Artikel terkait Pemeriksaan CTG selama hamil, kapan perlu dilakukan? Ini penjelasannya Mengingat pentingnya pemeriksaan ibu hamil sangat penting, dokter yang kerap disapa dengan panggilan dokter Putri ini menganjurkan agar para Bunda tidak menyepelekan dan lupa melakukannya. “Banyak sekali keuntungan dari pemeriksaan kehamilan, bagi ibu hamil yang lengah dan tidak pernah melakukan pemeriksaan, hati-hati dengan komplikasi yang dapat terjadi selama kehamilan dan proses persalinan yang dapat membahayakan ibu dan janin. Contohnya adalah anemia atau kekurangan darah pada ibu yang dapat berisiko perdarahan saat proses persalinan apabila tidak segera diantisipasi sejak awal kehamilan. Selain itu risiko infeksi pada ibu hamil yang dapat menyebabkan ibu kontraksi sehingga bayi lahir belum cukup bulan atau prematur. Hal-hal seperti ini sebenarnya dapat dihindari dan dideteksi sejak awal, jika ibu rutin melakukan pemeriksaan kehamilan dan cek darah sesuai yang dokter sarankan,” paparnya panjang lebar. Stillbirth, menjadi salah satu risiko jika pemeriksaan ibu hamil tidak dilakukan Salah satu risiko yang perlu diwaspadai jika pemeriksaan kesehatan selama hamil tidak dilakukan, adalah risiko terjadinya stillbirth. Stillbirth ini merupakan keadaan bayi meninggal dalam kandungan setelah kehamilan berusia di atas 20 minggu. Dalam beberapa kasus stillbirth ini, ada juga bayi yang meninggal ketika proses persalinan berlangsung. Namun, presentasenya cenderung kecil. Hellosehat menyebutkan, pada 2015 jumlah bayi meninggal karena stillbirth adalah 2,6 juta secara global. Kondisi ini lebih sering terjadi di negara-negara berkembang, seperti Indonesia. Meskipun sampai saat ini penyebab pasti terjadinya stillbirth belum diketahui secara pasti, namun pakar kesehatan menyebutkan kalau infeksi pada ibu hamil bisa memperbesar risiko. Alodokter juga menyebutkan bahwa jenis infeksi yang paling sering menyebabkan bayi meninggal dalam kandungan adalah infeksi bakteri. Hal ini dapat terjadi ketika ibu hamil terinfeksi bakteri, dan tidak mendapatkan penanganan yang tepat. Kuman tersebut bisa menyebar dari vagina ke rahim kemudian menginfeksi bayi. Hal ini dapat menyebabkan bayi meninggal dalam kandungan. Stunting bisa dicegah saat hamil Pemeriksaan ibu hamil secara rutin nyatanya juga bisa mencegah anak mengalami stunting. Seperti yang kita ketahui, masalah stunting menjadi salah satu perhatian yang terus digalakkan oleh pemerintah. Sebabnya, stunting tidak bisa disembuhkan dan akan memengaruhi masa depan anak, bahkan masa depan bangsa. Stunting bisa menurunkan kecerdasan anak, sehingga saat dewasa mereka berisiko untuk kesulitan berkompetisi. Jadi, bisa dibayangkan jika masalah masalah stunting ini tidak segera diatasi? Tentu saja akan berakibat buruk dan memengaruhi perekonomian di kemudian hari. Itulah informasi terkait pentingnya pemeriksaan pada ibu hamil. Semoga bermanfaat. Baca juga Mencegah Stillbirth, Kematian Bayi di Dalam Kandungan Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.
pemeriksaan penunjang pada ibu hamil